Mutasi DNA Mitokondria Penyebab DM

Sudah mafhum diketahui bahwa penyakit diabetes mellitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah penyakit yang diturunkan atau penyakit genetik. Dengan kata lain, orangtua yang menderita DM akan menurunkan secara genetis anak yang berpotensi menderita DM.

Dunia biomolekuler kedokteran mengklasifikasikan penyakit DM ini dalam beberapa bentuk sesuai penyebabnya. Penyebab itu antara lain defect resistensi insulin yang terjadi pada individu pembawa bakat genetik penyebab DM dan sekresi insulin yang terjadi pada sindrom DM akibat faktor yang didapat atupun akibat dari bakat genetik yang diturunkan.

Demikian disampaikan dr Agung Pranoto dan dr Askandar Tjokroprawiro dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan staf medis pada Rumah Sakit Umum dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur.

Mereka memaparkan tentang hal itu pada seminar tentang mitokondria belum lama ini di Jakarta yang diselenggarakan oleh Lembaga Eijkman.

Secara klinis, penyakit DM awalnya didominasi oleh resistensi insulin yang disertai defect fungsi sekresi. Tetapi, pada tahap yang lebih lanjut, hal itu didominasi defect fungsi sekresi yang disertai dengan resistensi insulin.

Kaitannya dengan mutasi DNA mitokondria yakni karena proses produksi hormon insulin sangat erat kaitannya dengan mekanisme proses oxidative phosphorylation (OXPHOS) di dalam sel beta pankreas.

Penderita DM proses pengeluaran insulin dalam tubuhnya mengalami gangguan sebagai akibat dari peningkatan kadar glukosa darah. Mitokondria menghasilkan adenosin trifosfat (ATP). Pada penderita DM, ATP yang dihasilkan dari proses OXPHOS ini mengalami peningkatan.

Peningkatan kadar ATP tersebut otomatis menyebabkan peningkatan beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam ATP. Peningkatan tersebut antara lain yang memicu tercetusnya proses pengeluaran hormon insulin.

Berbagai mutasi yang menyebabkan DM telah dapat diidentifikasi. Kalangan klinis menyebutnya sebagai mutasi A3243G yang merupakan mutasi kausal pada DM. Mutasi ini terletak pada gen penyandi ribo nucleid acid (RNA).

Pada perkembangannya, terkadang para penderita DM menderita penyakit lainnya sebagai akibat menderita DM. Penyakit yang menyertai itu antara lain tuli sensoris, epilepsi, dan stroke like episode.

Hal itu telah diidentifikasi sebagai akibat dari mutasi DNA pada mitokondria. Hal ini terjadi karena makin tinggi proporsi sel mutan pada sel beta pankreas maka fungsi OXPHOS akan makin rendah dan defect fungsi sekresi makin berat.

Prevalensi mutasi tersebut biasanya akan meningkat jumlahnya bila penderita DM itu menderita penyakit penyerta tadi.

Meskipun sudah teridentifikasi bahwa mutasi itu terjadi di gen penyandi A3243G, ternyata untuk di Indonesia, tidak berperan pada mekanisme timbulnya penyakit penyerta DM.

Penelitian ini kabarnya telah mencapai jumlah sampel 1.500 penderita DM yang berasal dari Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. Tidak ditemukannya mutasi A3243G menunjukkan peran mutasi itu mungkin kurang penting pada terjadinya penyakit DM di Indonesia.

Namun, ada fakta lain yang cukup menarik yakni yang dilaporkan peneliti Thailand. Menurut peneliti ini, satu kasus DM yang terkait mutasi A3243G dari 100 sampel yang diteliti, kemungkinan frekuensinya akan menurun jika jumlah sampel penelitian masih banyak.

Hal itu merupakan tanda tanya bagi para peneliti. Mereka pun menghubungkan dengan kemungkinan bahwa iklim tropis dan faktor nutrisi di wilayah Asia Tenggara merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya angka frekuensi mutasi A3243G dimaksud. (N-5)
Sumber:Suara pembaharuan

Tidak ada komentar: